Chiropractor Mengabaikan Subluksasi Tulang Rusuk: Rehabilitasi buat Korban Stroke

Bagi statistik dari Pusat Pengendalian serta Penangkalan Penyakit Amerika Serikat, lebih dari 795. 000 orang di Amerika Serikat mengidap stroke serta dekat 610. 000 di antara lain merupakan stroke awal ataupun baru. Stroke merugikan Amerika Serikat dekat$ 34 miliyar tiap tahun. Jumlah tersebut telah tercantum bayaran pelayanan kesehatan, obat- obatan buat menyembuhkan stroke, serta absen kerja 1.

Kebanyakan pakar tulang bisa menolong korban stroke dengan menanggulangi subluksasi di tulang balik serta menyesuaikannya supaya sistem neuromuskuloskeletal berperan secara maksimal. Tetapi,“ Apakah subluksasi cuma terbatas pada tulang balik?” Definisi subluksasi oleh Stephenson pada tahun 1946 merupakan,“ Subluksasi merupakan keadaan tulang balik yang sudah kehabisan penjajaran yang pas. Rehabilitasi untuk korban stroke

dengan yang di atas ataupun di dasar ataupun keduanya; hingga taraf kurang dari keseleo; yang pengaruhi saraf mengusik transmisi impuls mental. 2” Bagi aku, itu pula dapat terjalin di tulang rusuk.

Tulang rusuk merupakan struktur yang sangat kokoh buat melindungi organ vital kita( jantung, paru- paru, pembuluh darah, serta saraf) namun pula fleksibel buat membolehkan pergerakan sepanjang respirasi. Tidak hanya itu, ini menghubungkan otot inti kita di mana gerakan ekstremitas diawali. Acapkali pakar tulang sangat fokus pada tulang balik, serta mereka mengabaikan kenyataan kalau subluksasi tulang rusuk pada sendi tulang rusuk pula bisa menyebabkan penimbunan toksin dalam badan, trauma kesekian serta benak negatif yang pada kesimpulannya menuju pada“ Penyakit”.

Kala tulang rusuk hadapi subluksasi, perihal itu menimbulkan peradangan pada kapsul sendi, yang menimbulkan rasa sakit serta iritasi kimiawi pada ganglion paravertebral, yang terletak di sebelah artikulasi kostovertebralis serta pengaruhi sistem saraf simpatis. Badan terletak di dasar respons” Terbang ataupun Terbang” serta menghasilkan hormon simpatis yang kelewatan semacam norepinefrin, epinefrin, serta kortisol lewat medula adrenal serta korteks. Riset sudah menampilkan kalau terdapat ikatan terbalik antara sekresi kortisol serta melatonin yang mempengaruhi ritme sirkadian 3, serta gimana kendala tidur- bangun mempengaruhi pemulihan stroke jangka pendek serta jangka panjang dengan mengganggu neuroplastisitas serta pengurangan afasia 4.

Tidak hanya itu, subluksasi tulang rusuk bisa mengganggu sistem muskuloskeletal. Salah satu karakteristik yang sangat universal dari korban stroke merupakan terdapatnya otot yang kejang serta hipertonik di salah satu sisi badannya. Tonus otot yang abnormal dengan bonus ketidakmampuan buat mengoordinasikan otot mereka mengganti biomekanik gerakan wajar mereka, serta sendi tulang rusuk rentan terhadap mikrotrauma serta oleh sebab itu subluxate. Refleks pelindung perih serta otot menciptakan bentuk badan ke depan yang menghasilkan kelengkungan hiperkifotik yang menimbulkan penderita hadapi degenerasi sendi tulang rusuk serta tulang balik, hilangnya rentang gerak ekstremitas atas, tekanan pikiran kronis, serta sindrom dekondisi.

Rehabilitasi subluksasi tulang rusuk pada korban stroke membutuhkan atensi spesial dari chiropractor sebab kerusakannya yang luas pada otak serta badan, namun wajib acuh tidak acuh terhadap model pemulihan chiropraktik ialah manajemen perih, pemeliharaan serta penangkalan.

“ Korban stroke dapat mengidap sebagian disfungsi sendi yang berhubungan dengan stroke. Pengobatan buat penderita ini berfokus pada sisi yang tidak terserang stroke. Medicare tidak hendak menyetujui pengobatan buat sisi yang terserang stroke, serta sebagian besar industri asuransi mengikutinya. Jadi pengobatan yang digunakan difokuskan pada penguatan sisi baik serta pelatihan jadi satu tangan ataupun satu kaki dalam kegiatan kehidupan tiap hari. 5”

Chiropractor wajib mempraktikkan evaluasi lengkap secara bilateral; mulai dengan memvisualisasikan bentuk badan badan serta pola respirasi, setelah itu palpasi statis buat edema kronis serta perih titik pada sendi sternokondral, sambungan kostokondral, serta sendi kostovertebralis. Tidak hanya itu, cari serat yang kencang serta lembut di serratus anterior, pektoralis mayor/ minor, manset rotator, serta skalena yang berasal ataupun dimasukkan ke rusuk. Sehabis itu, gerakan palpasi gerakan rusuk global serta segmental dengan menempatkan telunjuk serta jari tengah chiropraktik pada ruang interkostal di zona anterior, lateral, serta posterior sepanjang pernapasan 6. Sangat dianjurkan buat mengukur kapasitas respirasi mereka dengan spirometer, guna kardiopulmoner sepanjang latihan, serta sistem saraf otonom dengan fitur variabilitas detak jantung buat memantau kemajuan sepanjang penyembuhan.

Penyesuaian chiropractic manual tidak diajarkan pada dini perawatan sebab tonus otot yang kejang serta hipertonik pada korban stroke bisa memunculkan syok serta ketidaknyamanan. Oleh sebab itu penyesuaian osseous dengan drop table, spring- loaded instrument, speeder board, ataupun metode pelepasan aktif wajib digunakan buat mengoreksi subluksasi buat manajemen perih. Pada sesi pemeliharaan, pakar tulang bisa mempraktikkan penyesuaian non- tulang semacam metode Jaringan, kurangi ketegangan di segala badan serta tulang rusuk buat tingkatkan koneksi yang maksimal dalam sistem neuromuskuloskeletal. Tidak hanya itu, pelatihan otot inspirasi, penguatan inti, serta biomekanik berolahraga yang pas wajib diperkenalkan buat membagikan stabilisasi yang lebih baik pada tulang rusuk serta kontrol otonom kardiovaskular 7. Last but not least, sangat berarti untuk praktisi chiropractic buat menolong korban stroke buat menghindari luka, paling utama jatuh, dengan penilaian penuh atas koordinasi mereka serta apa yang mereka jalani dalam kehidupan tiap hari.

“ Cintai saya apa terdapatnya hari ini. 8” Ini merupakan suara hati dari mayoritas korban stroke. Bagaikan praktisi chiropraktik, kita tidak boleh cuma berfokus pada mengoreksi ketidaksesuaian biomekanik dalam badan, namun pula menanggulangi komponen kimiawi serta emosional subluksasi buat seluruh orang, tercantum korban stroke. Aku percaya sesuatu hari nanti kita hendak jadi orang awal yang jadi korban stroke di masa depan.

Oktober 3, 2020

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *